Senin, 02 September 2019

Belajar Membuang dan Mengelola Sampah dari Negara Tetangga

Catatan kecil berupa resume pengajuan pendampingan siswa Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya (SAIM) ke Singapura, Malaysia dan Jepang.

Sampah merupakan salah satu topik besar yang sampai saat ini Negara manapun mencari terobosan dan ide-ide bagus bagaimana cara mengolah sampah dengan baik, aman dan benar. Terbukti dengan banyaknya sampah yang timbul di setiap Negara baik dari sampah rumah tangga, sampah industri dan lainnya ini hampir di seluruh dunia menjadi topik yang diperbincangkan karena sampah sudah mengganggu bahkan merusak habitat makhluk hidup lain. Sudah banyak para Ilmuan mempelajari bagaimana cara mengolah sampah ini terutama sampah plastik, karena sampah plastik merupakan bencana dengan penanganan yang sangat rumit sekali dan tidak main-main, sebab sampah plastik sangat susah diurai. 

Sebut saja Jepang, Singapura atau Negara lainnya, salah satu negara yang dapat mengolah sampah dengan cukup baik bahkan sangat baik dari skala ringan hingga berat. Sampah yang dihasilkan dari penduduknya dapat mereka pilah dan olah sehingga tidak merusak lingkungan sekitar. Ambil contoh Jepang, Negara ini merupakan negara dari sekian banyak negara yang dapat menangani sampah dengan sangat baik dan terstruktur. Dengan rakyatnya dapat menangani sampah dimulai dari rumahnya sendiri. Penduduk Jepang disetiap rumahnya terdapat lebih dari satu tempat sampah, karena warganya sadar betul bahwa sampah harus dipilah agar proses pengolahannya tepat dan tidak merusak lingkungan 

Dalam struktur kurikulum pendidikan di Jepang, terdapat materi tentang penanganan sampah dan cara membuang serta memilah sampah yang berpotensi dapat merusak lingkungan. Tema tersebut diajarkan sejak mereka duduk di bangku TK atau kelompok bermain. Siswa-siswi di Jepang sana sudah mengetahui apa yang dapat mereka perbuat dan lakukan jika mereka menemukan sampah apapun di jalan, mereka mempunyai kesadaran untuk memungutnya serta membuangnya ke tempat sampah yang sudah disediakan oleh pemerintah di setiap tempat-tempat strategis. Sehingga Nampak sekali Negara mereka adalah Negara yang sangat bersih dan bebas sampah. 

Sekarang, bagaimana dengan Indonesia dengan setumpuk permasalahan dalam pengolahan sampah-sampahnya yang dihasilkan dari banyak penghasil sampah?. Kondisi masyarakat Indonesia kurang sadar betapa bahayanya sampah terutama sampah plastik yang sangat berbeda dengan masyarakat Jepang ataupun Singapura. Warga Indonesia sebenarnya sudah diedukasi mengenai sampah mulai dari anak-anak mereka baik di sekolah maupun rumah, hanya saja kesadaran betapa pentingnya membuang sampah pada tempatnya kurang menjadi budaya yang baik. Mereka masih menganggap sampah itu remeh. Lihat saja masyarakat kita baik yang tinggal diperkotaan maupun di pedesaan, masih saja membuang sampah di sungai. Oleh sebab itu di Indonesia sering terjadi bencana banjir akibat sampah. Kita ketahui bersama ibu kota Negara kita Jakarta bahkan kota yang saya tinggali saat ini Surabaya, masih berupaya bagaimana mengolah sampah dengan baik, aman dan benar. 

Jadi dilihat dari topik yang saya jabarkan di atas, saya ingin mengatahui bagaimana masyarakat luar negeri sana menangani sampah yang dihasilkan dari dirinya sendiri ataupun dari orang lain. Sebagai contoh sederhana mereka para pelajar di luar negeri lebih memilih untuk membawa tempat minum atau wadah pribadi untuk makan dan membeli makanan, karena menurut mereka penggunaan wadah pribadi dapat mengurangi penggunaan sampah plastik sebagai pembungkus makanan dan botol plastik sebagai tempat minuman. Dan masih banyak lagi contoh-contoh kebiasaan mereka yang baik yang dapat diterapkan. 

Dari penjabaran singkat di atas, saya sangat ingin mempelajari bagaimana negara-negara tersebut dapat mengedukasi penduduknya tentang bahaya sampah terutama sampah plastik dan menjadikan penduduknya sadar betul betapa pentingnya menjaga kebersihan. Dari situlah saya harap bisa mengaplikasikannya terhadap diri saya khususnya dan untuk semua warga SAIM sebagai lembaga yang saya bernaung dibawahnya dan untuk masyarakat pada umumnya. 

Berangkat ke luar negari, dan mengunjungi tempat-tempat yang dapat menambah pengalaman dan inspirasi saya merupakan dari sekian banyak daftar impian yang ingin saya wujudkan. Segala daya dan upaya akan saya wujudkan impian saya satu persatu. Jika saya diberi kesempatan saya ingin mewujudkan cita-cita saya itu melalui seleksi pendamping yang di laksanakan oleh SAIM. Besar harapan saya mendapatkan peluang ini untuk pergi kesana dengan menimba ilmu dari sana. Semoga ilmu yang saya peroleh nanti dapat saya terapkan bagi diri saya khususnya dan di lingkungan SAIM pada umumnya. 

Surabaya, 16 September 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar